Permainan Flute jadi Dramatis Karena Kupu-Kupu Hinggap di Wajah

“Kupu-kupu hinggap di wajah salah satu peserta yang sedang memainkan flute di tengah kompetisi Carl Nielsen Internationaal Flute Competition 2014 yang sedang berlangsung”

Seorang pemain flute, Yukie Ota, tengah menggelar penampilannya di 2014 Carl Nielsen International Flute Competition. Ia tampil dengan penuh penghayatan dan memainkan mimik wajahnya, sampai akhirnya ada tamu tak diundang yang datang.

Wanita ini memainkan flutenya dengan sangat serius dan tiba-tiba seekor kupu-kupu hinggap di wajahnya. Untungnya, kupu-kupu ini tidak menggangu konsentrasinya sama sekali.  Permainannya tetap stabil dan sesungguhnya adegan dihinggapi kupu-kupu ini membuat keadaan menjadi dramatis dan indah.

Permainan Flute jadi Dramatis (vemale.com)
Permainan wanita ini terlihat klasik dan atraktif untuk dilihat berkat adanya insiden tersebut. Padahal, entah apa yang ada di benak Yukie Ota saat insiden ini terjadi. Mungkin ia berusaha keras untuk stay cool dan kalem sehingga penampilannya tak gagal dalam kompetisi itu.

Mengenal Flute
Flute adalah alat musik dari keluarga alat musik tiup kayu atau terbuat dari bambu. Memiliki nama lain suling. Suling konser standar ditalakan di C dan mempunyai jangkauan nada 3 oktaf dimulai dari middle C. Akan tetapi, pada beberapa suling untuk para ahli ada kunci tambahan untuk mencapai nada B di bawah middle C. Ini berarti suling merupakan salah satu alat musik orkes yang tinggi, hanya piccolo yang lebih tinggi lagi dari suling. Piccolo adalah suling kecil yang ditalakan satu oktaf lebih tinggi dari suling konser standar. Piccolo juga umumnya digunakan dalam orkes.

Suling open-holed, juga biasa disebut French Flute (di mana beberapa kunci memiliki lubang di tengahnya sehingga pemain harus menutupnya dengan jarinya) umum pada pemain tingkat konser. Namun beberapa pemain suling (terutama para pelajar, dan bahkan beberapa para ahli) memilih closed-hole plateau key. Para pelajar umumnya menggunakan penutup sementara untuk menutup lubang tersebut sampai mereka berhasil menguasai penempatan jari yang sangat tepat.

Suling konser pada sebelum Era Klasik (1750) memakai Suling Blok, sedangkan pada sebelum Era Romantis (Era Klasik 1750-1820) pakai Suling Albert (kayu hitam berlubang dan dilengkapi klep), dan sejak Era Romantis (1820) memakai suling Boehm (kayu hitam atau metal dilengkapi klep semua yang disebut juga suling Boehm, sistem Carl Boehm), atau suling saja.

0 Response to "Permainan Flute jadi Dramatis Karena Kupu-Kupu Hinggap di Wajah"

Posting Komentar