Guru Kejam, Pukul Kepala Muridnya Dengan Buku Hingga Pendarahan Hebat

Ungkapan yang diadapatasi dari Bahasa Jawa, Digugu lan Ditiru-Dipatuhi dan Dicontoh, yang sering melekat pada sosok seorang guru tampaknya tak pantas ditujukan pada oknum guru dari China ini. Ia melakukan kekerasan fisik yang sangat mengerikan. Parahnya, korban dari sang guru adalah muridnya sendiri.

Guru Kejam, Pukul Kepala Muridnya Dengan Buku Hingga Pendarahan Hebat (boombastis.com)

Kronologi kejadian
Seorang guru bernama Lei Mingxing melakukan penganiayaan pada muridnya. Lei Mingxing diduga kuat melakukan pemukulan di bagian kepala empat muridnya. Pukulan yang dilakukan dengan buku mengakibatkan cedera parah, tengkorak salah satu murid mengalami retak dan berdarah sangat banyak, dilansir oleh Dailymail.co.uk.

Keempat murid tersebut tidak tahu mengapa mereka dipukul oleh sang guru. Mereka diminta datang ke ruangan dan tiba-tiba saja diserang oleh guru mereka sendiri. Setelah kejadian, Lei Mingxing melarikan diri. Kepala sekolah, Wang Qin mendengar suara tangisan dan langsung datang ke ruangan. Betapa kaget dirinya melihat empat murid sudah terbaring di lantai dan mengalami pendarahan hebat.

Mereka langsung dibawa ke rumah sakit untuk mendapat perawatan. Diketahui salah satu murid yang mengalami luka parah adalah murid yang paling tua, tengkoraknya retak akibat ulah kejam sang guru. "Kami tidak mengerti apa yang menjadi latar belakang peristiwa ini," ujar kepala sekolah. "Dia adalah guru yang baik. Kami mengajar di sekolah yang sangat kecil, hanya ada 22 murid di sini, saya masih shock dengan kejadian ini," tambahnya.

Setelah para murid pulih, Wang Qin dan pihak kepolisian akan melakukan pemeriksaan kepada murid yang menjadi korban. Tim penyelidik kepolisian yakin Lei Mingxing sudah kabur di hutan luar kota. Hingga saat ini mereka masih melakukan pengejaran dan menangkap Lei Mingxing untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.

Dampak Kekerasan Terhadap Anak 
Kekerasan dalam bentuk apa pun yang dialami anak tentu membawa dampak. Selain stres dan depresi, kekerasan yang dialami juga dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak, baik secara psikis maupun fisik. Dampak yang dialami anak berbeda-beda, tergantung dari jenis kekerasan yang mereka alami dan cara mereka menerima tindak kekerasan tersebut. Pada dampak kekerasan fisik, biasanya akan meninggalkan bekas lebam, kerusakan fisik, kecacatan, hingga kematian. Sementara, pada kekerasan seksual biasanya menimbulkan trauma sangat  mendalam yang memengaruhi masa depan, seperti takut menikah, penyimpangan seksual, atau kasus transgender maupun transeksual saat mereka beranjak dewasa.

Namun, tidak semua anak korban kekerasan akan mengalami dampak negatif. Dalam beberapa kasus, terdapat anak yang justru mengambil sisi positif dari kejadian yang pernah ia alami. Dari segi kepribadian, anak tersebut memiliki suatu nilai plus dalam dirinya yang membuat dia mencoba untuk bangkit dan mengalami turning point. Ia tidak mau melakukan hal yang sama. Ia juga melihat akibat-akibat yang dia rasakan, dan ia tidak mau itu terulang dengan anaknya nanti.

Selain itu, dampak buruk yang pernah ia rasakan juga bisa menjadi motivasi seorang anak tertentu untuk berprilaku lebih positif dan tidak mau menyakiti orang lain. Untuk mengatasi anak yang sudah terlanjur mengalami trauma, memang diperlukan beberapa pendekatan. Untuk kondisi yang sudah parah, diperlukan terapi psikologis khusus yang ditangani oleh tenaga ahli. Tidak hanya itu, dukungan dan kemauan orangtua untuk berubah juga sangat diperlukan dalam mengatasi masalah ini. Karena sejatinya, perkembangan kepribadian dan karakter seorang anak berawal dan terbentuk dari kehidupan yang ia jalani di rumah. Kehidupan keluarga yang kondusif, memiliki kesempatan lebih besar dalam membentuk pribadi yang baik pada keturunan mereka.

0 Response to "Guru Kejam, Pukul Kepala Muridnya Dengan Buku Hingga Pendarahan Hebat"

Posting Komentar