Akibat Letusnya Gunung Slamet Pulau Jawa Terpisah

Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki banyak gunung api. Keuntungan sekaligus kerugian dimiiki Indonesia karena banyaknya gunung api ini. Tanah yang subur, cadangan air tanah yang melimpah maupun sumber destinasi pariwisata yang dapat meningkatkan perekonomian masyarakat adalah beberapa hal positif yang bisa diambil. Tetapi, dampak letusan gunung api juga tidak bisa dianggap enteng. Seperti halnya Gunung Merapi yang berada di Provinsi DIY, yang dianugerahi sebagai gunung teraktif se-dunia. Terakhir, gunung ini meletus hebat pada tahun 2010. Dalam bencana itu, sejumlah besar warga meninggal dunia, termasuk penjaga Gunung Merapi, Mbah Maridjan. Sedangkan Gunung Slamet yang baru-baru ini menyita perhatian kita karena erupsinya, malah memiliki mitos bisa menyebabkan patahnya Pulau Jawa apabila meletus.
Letusan Gunung Slamet (www.iberita.com)

Gunung Slamet

Gunung Slamet, adalah gunung berapi dengan ketinggian 3428 mdpl yang terdapat di Pulau Jawa. Gunung ini berada di perbatasan Kabupaten Brebes, Banyumas, Purbalingga, Kabupaten Tegal, dan Kabupaten Pemalang, Provinsi Jawa Tengah. Gunung Slamet merupakan gunung tertinggi di Jawa Tengah.

Sebagaimana gunung api lainnya di Pulau Jawa, Gunung Slamet terbentuk akibat subduksi lempeng Indo-Austria pada lempeng Eurasia di selatan Pulau Jawa. Retakan pada lempeng membuka jalur lava ke permukaan. Catatan letusan diketahui sejak abad ke 19. Gunung ini aktif dan sering mengalami erupsi skala kecil. Aktivitas terakhir adalah pada bulan Mei 2009 dan sampai Juni masih terus mengeluarkan lava pijar. Sebelumnya, ia tercatat meletus pada tahun 1999.

Maret 2014, Gunung Slamet menunjukkan aktifitas dan statusnya menajdi waspada. Berdasarkan data PVMBG, aktifitas vulkanik Gunung Slamet masih fluktuatif, setelah sempat terjadi gempa letusan hingga 171 kali pada Jumat 14 Maret dari pukul 00.00-12.00, dan pada durasi waktu yang sama, tercatat sebanyak 57 kali gempa letusan serta 51 kali embusan. Berdasarkan pemantauan visual dapat dilihat bahwa embusan asap putih tebal masih keluar dari kawah gunung ke arah timur hingga setinggi 1 km. Saat ini, status Gunung Kelud menjadi siaga level 3.

Gunung Merapi atau Slamet, sebabkan patahnya Pulau Jawa?

Seperti juga gunung-gunung lain di Pulau Jawa, Gunung Slamet juga memiliki mitos tersendiri. Dari cerita, bila Gunung Slamet meletus bisa membelah Pulau Jawa menjadi dua bagian. Tapi mitos ini dibantah oleh Kepala Badan Geologi di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Surono. Katanya, tidak mungkin Gunung Slamet bisa membelah Pulau Jawa, ini karena kondisi magma yang ada di gunung itu sangat tidak memungkinkan.

Apalagi Gunung Slamet memiliki magma yang berbeda dengan Gunung Merapi dan Gunung  Kelud. Magma Gunung Slamet lebih encer, tidak kaya dengan gas dan tidak eksplosif seperti halnya Gunung Merapi dan Gunung Kelud.

Diperkirakan Surono, keadaan Gunung Slamet diperkirakan akan tetap seperti yang sekarang terjadi. Bahkan, sejak tahun 1700-an, gunung ini tidak pernah memuntahkan magma yang melebihi 1/10 dari magma Gunung Merapi.

Gunung Merapi memiliki magma sangat kental dan gas sangat kuat, sehingga energi yang dihasilkan sangat besar. Sementara, Gunung Slamet yang memiliki karakter letusan strombolian, memiliki letusan yag relatif aman dibandingkan Merapi. Apalagi, ancaman bahaya Gunung Kelud hanya berkisar di radius 4 kilometer. Jadi, meski suara dentuman Gunung Slamet terdengar hingga berkilo-kilo meter, namun ancaman bahaya hanya dalam radius 4 km. Tidak seerti Merapi yang mencapai 26 km.

0 Response to "Akibat Letusnya Gunung Slamet Pulau Jawa Terpisah"

Posting Komentar